Teruntuk Ibu Pertiwi
Ibu...
ku tulis surat ini dengan tangan yang bergetar
menyaksikan negeri ini
dimana manusia jujur tak punya tempat yang mujur
kecuali hanya hancur dimakan jamur
Ibu...
aku terlahir dengan bangga
dari rahim ayah-ibuku
ku pelajari tiap butir pancasila
ku maknai bhineka tunggal ika
dua puluh tahun sudah segudang uang di pelupuk keringat ayah-ibuku
kuhabiskan di meja pendidikan
dan hingga kini, aku tak tahu
apakah titel sarjana yang dibanggakan ayahku
bisa mengisi lambungku dan keluargaku
Ibu...
jangan menangis mendengar kabar negeri ini
uang bukan segalanya, tapi tanpa uang aku hanya sampah
dua puluh tahun sudah kuhabiskan hari di gerahnya bangku sekolah dan kuliah
namun tak juga otakku mapan
Ibu...
sudah berbuih mulut guru Agama mengajarkan kejujuran...
jangan tertawa mengetahui aku yang hanya pandai menjiplak karya temanku
mencuri ide-ide briliant temanku, bukan mencipta
Ibu..
kau seharusnya tak perlu tahu kabar negeri ini
dimana aku hanya jadi bahan percobaan pendidikan negeri ini
dan lihatlah generasimu generasi tikus tikus kantor
yang suka interupsi tapi tak mau berdiri
berdiri unruk bocah-bocah kucel di lampu merah
merangkul dan membawanya ke sekolah
atau sekedar menyuapkan makan pada lambungnya yang kian kerontang
Ibu...
Barangkali yang tersisa padaku hanya lah doa
dalam rintihan asa
meski hanya sia-sia
sembari berharap, ada sesuatu yang bisa ku beri pada Negeri ini
daripada hanya sekedar basa-basi
**miris lihat pemilukada Bengkulu**
Mudah2an ibu pertiwi bisa mendengarx...
ReplyDeleteaQ juga sangat prihatin dengan negeri ini....
:29
aku merinding baca puisi ini,,,
ReplyDeletekeren bgt chika, bait kelima menampar bgt, jadi malu saya...
ReplyDeleteKunjungan siang di hari hujan...
ReplyDelete>> Ibu pertiwi, ternyata aku masih belum bisa memberikan yang terbaik untuk mu............. ^_^
ibu pertiwi itu yang mana mba? apa bedanya sama ibu kita.. heheee..
ReplyDeletekereeen... jago buat puisi ^_____^
puisinya keren..
ReplyDeletengena banget ney... :D
tetap optimis bahwa ibu pertiwi bisa tersenyum dikemudian hari...
ReplyDeletekeren puisinya..... menohok2 gmana gtu... :13
ReplyDeletesemoga menang y ni puisi, kykny berpotensi..... :15
keren puisinya
ReplyDeletePuisinya bagus bener....
ReplyDeleteEh, kenapa dengan pemilukada bengkulu?
ReplyDelete@GOO blog
ReplyDeleteiyah :11
parah banget liat tingkah laku pemimpin kita :11
@sun's
:10 kok merinding sih :13
@siroel
:13 makasih rul
hehe doh bahaya kalo puisi bisa nampar :30
@cerita hujan
wah disana hujan yah
iyah kita belum bisa memberikan yang terbaik
@elok
hehe ibu pertiwi itu diibaratkan sebagai ibu bangsa :12
hehe makasih ya :10
@ieyaz
heheh makasih ya yaz :19
@berry
iyah insyaAllah :10
kitalah yang harus merubahnya
@febriyanto
hehee.. menohok gimana emangnya :19
itu dah menang kok puisinya juara dua :13
@mba fanny
makasih yah mba^^
@ariefborneo
makasih yah :13 jadi geer euy hehe
@tukang colong
huffhh begitulah :39:
banyak kecurangan dimana2 ,,,
ibu pertiwi...
ReplyDeletelebih baik sekarang tutup saja dulu matamu, dan buka kembali ketika mawar sudah bermekaran, bibir menyunggingkan senyum, dan tanah tak lagi tandus oleh ulah kita..
@arif
ReplyDeleteaminn :10
semoga ada orang2 yang bisa memperbaiki negeri ini
sepertinya, kita tak perlu mempelajari ini, Chika "ku pelajari tiap butir pancasila ku maknai bhineka tunggal ika" Wehehehe.. Mbak memprovokasi nih :30
ReplyDeleteChika sudah menjadi sarjana yah? selamat, semoga gelar sarjananya berkah, Insya Allah...
:30
ReplyDeletehehee itu kan cuma kata2 mba :19
hehe
chika belum jadi sarjana kok :10
itu hanya mewakili banyaknya sarjana di negeri ini hehee
insyaALlah sebentar lagi sarjananya.. aminnnnn
Wow... puisi yg keren banget.
ReplyDeleteAku suka sekali..
Semoga saja Ibu Pertiwi tak menangis gara-2 kondisi negeri yg kian terpuruk sekarang ini
@mba reni
ReplyDelete:10
makasih mba
iyah, chika juga berharap begitu
tapi kayknya gx deh :21
siapa yang gx menangis melihat kondisi negeri kita