Oh Tuhan aku merasa
sendiri menyepi
ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
sendiri menyepi
ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
Ruang kelas itu serasa asing
hanya aku yang duduk di sudut kelas
sesekali ku usap air mata yang tiba-tiba mengalir. Hingga jilbab putih ku itu kadang basah.
Tak ada yang perduli, sekalipun teman sebangku ku...
Ia tengah asyik minikmati obrolan dengan teman-teman yang lainnya.
Bukannya aku tak ingin sekadar bincang-bincang santai dengan mereka. Namun semua akan percuma karena tak ada yang akan mendengarku. Yang ada mereka hanya diam, seolah aneh dan asing akan kehadiranku.
***
Tiba-tiba hening... "hmm.. gx ada... dah yuk makan dulu," salah satu dari mereka beranjak pergi dan menarik teman-teman yang lain untuk keluar kelas.
Aku menelan ludah. Menyimpan sakit dalam-dalam. dan hanya berucap. Ya Allah berilah kekuatan padaku.
Aku teringat Rani, sahabat terbaikku yang akhirnya harus mendahuluiku menemui Rabb. Jika ia masih disini, mungkin tak sesendiri ini sakit yang kurasakan. Mungkin tak sesedih ini. Berkali-kali kutanyakan pada diri sendiri...
Apakah karena aku tak ingin memberi jawaban saat ulangan, semua orang membenciku?
Bukankah mencontek itu sama dengan korupsi?
lantas bukankah percuma guru agama berkali-kali mengingatkan untuk tidak kerja sama dan mencontek saat ulangan. Semua teman menjudge ku pelit, tak mau berbagi ilmu. Mau pintar sendiri. Munafik...
Sungguh pedih rasanya...
hufftthh... ku tarik nafas dalam-dalam...
***
tak ada tempat lain, selain BK, mushola, dan perpustakaan.
"Feb, Ibu dengar dari wali kelas, nilaimu banyak yang turun ya? ada apa" Bu Heni, Guru BK itu menatapku lekat. Ia sudah seperti Ibuku sendiri.
"Siapa yang suruh Feby nyontek, Ibu mau feby buktikan ke teman-teman kalau yang Feby lakukan itu benar, dengan tidak menyontek feby tetap bisa dapat nilai tinggi,"
Ibu Heni memelukku. mengelus kepalaku dengan kasih sayang. Sedikit membuatku lebih tenang walau hatiku masih terus bergemuruh.
Bel masuk berbunyi.
Kulangkahkan kakiku ke kelas dengan bismillah.
InsyaAllah, ada dan tak ada teman pun, kasih sayang Allah tak akan pernah berkurang.
"Baiklah anak-anak, Ibu akan mengumumkan perwakilan sekolah yang lolos untuk mengikuti olimpiade Sains" Ibu Vivin mengawali pertemuan kali itu dengan hal mengejutkan.
"Dan hanya satu orang yang diberi kesempatan untuk mengikuti olimpiade sains itu. dan siswa itu adalah Feby.. selamat yah" mataku berbinar. Tak perduli 31 pasang mata menatapku sinis, penuh kebencian. aku sudah terlalu kebal dengan semua itu.
Perlahan aku maju ke depan kelas, menyalami Ibu vivin, dan mengedarkan senyuman ke seisi kelas.
Ada atau tidak ada teman, Kasih Sayang Allah tak akan berkurang padaku.
Aku yakin itu, ini Belum seberapa
Aku yakin, ada hikmah di balik semua ini. Innallaha Ma'a Sobirin
"Dan hanya satu orang yang diberi kesempatan untuk mengikuti olimpiade sains itu. dan siswa itu adalah Feby.. selamat yah" mataku berbinar. Tak perduli 31 pasang mata menatapku sinis, penuh kebencian. aku sudah terlalu kebal dengan semua itu.
Perlahan aku maju ke depan kelas, menyalami Ibu vivin, dan mengedarkan senyuman ke seisi kelas.
Ada atau tidak ada teman, Kasih Sayang Allah tak akan berkurang padaku.
Aku yakin itu, ini Belum seberapa
Aku yakin, ada hikmah di balik semua ini. Innallaha Ma'a Sobirin
***
Sebuah realita yang chika temukan di sela-sela mengajar di kelas IPA 1
Seorang anak yang dikucilkan karena prinsipnya
chika menjadi malu dengan diri sendiri
Terhadap keyakinan yang dijunjung
Namun aplikasi ku nol besar
wah..keren..kita bs belajar dari sana...inspiratif chik postingannya...krn kadang kita suka egois, hny pngen dapet nilai bagus dengan tdk mau berproses : belajar...
ReplyDeleteinspiratif banget..
ReplyDeletemengasah kepekaan, apalagi dalam bersosialisasi..
nice post!
sabar aja, aq juga pernah di mushi, tp semua itu aq anggap adalah tanda perhatian
ReplyDeletekenapa neng..? mungkin perlu diliat lagi kebelakang
ReplyDeletesabar ya chika :)
ReplyDeleteInsyaAllah teman kita akan selalu lebih banyak dan berarti penting daripada musuh kita
semoga mereka sadar
ReplyDeletejadilah yang terbaik
serahkan pada Tuhan saja :)
ReplyDeletemasalah kayak gini sering terjadi. dimana pun. aku gag bisa komen apa karena aku gag bs ngasi solusi. aku pasti bingung untuk memilih, prinsip ato teman
ReplyDeletewah hal spt itu jgn sampe berlanjut, mumpung mereka masih anak2 yg "seharusnya" masih bisa diberi pengertian tentang arti persahabatan, moga ada jln terbaik ya :)
ReplyDeletekayanya udah hal yg umum dan sering terjadi nie Chik... klo aku dari sekolah N kuliah dlu lebih suka nulis nama terus keluar kelas klo udah gak bisa ngerjain Ujian.. dari pada nyontek yg buatku juga gak pasti aku lulus.. mendingan gak lulus sekalian ntar tinggal Remed klo sekolah atau Sp klo kuliah hhe.... sabar aja deh Chik hhe.....yg penting kan Chika gak ikut musuhin mereka
ReplyDeletesebuah prinsip dan ketegasan yang berbuah manis. walaupun ada banyak duri di sana. Pembelajaran yang baik ya Ning Chic
ReplyDeletesepi
ReplyDeleteterkadang kita butuh sepi
hingga kita sadar bahwa kita akan sendiri
karena kita memang akan sendiri
sepi
biarlah sepi yang membuat kita mengerti
bahwa hidup harus berdiri
tegak tanpa harus di kasihani
smangaat cika rei
prinsip yg bagus sekali
ReplyDelete@mba wind flowers
ReplyDeletehehe.. iyah mba
itu chika juga belajar dari seorang anak kelas 2 sma yang mempertahankan prinsipnya
@aya mouri
makasih sudah berkunjung :)
@rizky
tokoh dalam cerita itu sudah membuktikan kesabarannya :)
@kakve
hehe.. iyah chika sih belum terlalu tau gimana keseharian tokoh itu :)
baru beberapa kali ngajar di kelas itu abisnya ^^
@angga
hehe. itu kan bukan kisah chika :D
tapi anak kelas 2 sma yang chika ajar gitu :D
@bang attayaya
iyah semoga aja temen-temennya sadar :)
makasih ya
@Ra-kun
ReplyDeleteiyah :) makasih ya
@tukang colong
jujur
chika secara pribadi juga belum bisa mempertahankan prinsip seperti tokoh yang chika ceritaiin itu :)
masih perlu banyak pemahaman dan belajar
@kemanx
iyah semoga aja chika bisa memberikan pengertian :)
makasih sudah berkunjung
@ferdinand
hehe, iya emang si gitu
tapi gx semua orang berpikiran seperti itu :)
banyak yang malah gx ngerti^^
hehee.. mending remed ya daripada nyontek
@djangan pakies
insyaAllah bisa memberi manfaat
sebuah prinsip jika kita yakin itu benar
harus diperjuangkan :)
@joni
plok-plok **tepuk tangan
keren ni puisinya^^
hehe.. iya kadang sepi membuat kita lebih belajar akan sebuah arti kehidupan itu sendiri
@mba fanny
ReplyDeleteiyah mba :)
tapi banyak tantangannya
makasih sudah bertandang kesini^^
Begitulah..., saat ini seseorang yg bertahan dg prinsip malah dijauhi. Itu sebabnya makin banyak anak2 yang atas nama pergaulan dekat dg rokok, miras ataupun narkoba bahkan... pergaulan bebas.
ReplyDeleteMEnyedihkan sekali.
entah mba
ReplyDeletechika juga aneh kok bisa kayak gitu :(
yang baik kok malah dimusuhi