di atas tenor
di atas khayalan-khayalan yang melambung...
di sudut-sudut ruang keraguan,,,
menelusuri kealpaan mega...
merajut benang-benang kepasrahan... melewati semesta kebisuan....
di atas tenor...
melambung menggores tinta-tinta kesunyian...
di atas tenor.....
deru.. menderu...
bisu... membisu...
sunyi... kesunyian... The Silent... ku toreh dalam judul babak episode hidup...
tak ku temukan... di setiap sudut ruang kehampaan...
aku merindukan kebisuaan itu,...
yang berdentang syahdu,, antara melodi-melodi piano usang...
membuka lembaran-lembaran sejarah,..
dan ku bisa mencatat... menuliskan sinopsis cinta kelabu...
hahaaa akan kutilaskan dengan tinta... tinta terbaik yang pernah ada...
dalam peradaban epilog jiwaku,.,,
yang terkurung.. terkekang rapuh...
liat pancaran itu...
dia meninggalkan kealpaanku..
keraguan kian bisu...
kenyataan menjalar... bias-bias kepalsuan lenyap...
perlahan demi perlahan,,, aku mulai mengerti
tak ada guna ... tak ada guna ...
tapi masih bertanya...
kenapa... kenapa...
teruntai kisah... dan aku hanya menuliskan sinopsis... bukan kah itu telah usai...
dan aku harus sadar.. sesadar-sadarnya kenistaanku...
sebisa mungkin... tak akan ada lagi sinopsis epilog jiwa yang sunyi ini
**puisi ini pernah diposting di forum dudung net pada tahun 2009 :p
di atas khayalan-khayalan yang melambung...
di sudut-sudut ruang keraguan,,,
menelusuri kealpaan mega...
merajut benang-benang kepasrahan... melewati semesta kebisuan....
di atas tenor...
melambung menggores tinta-tinta kesunyian...
di atas tenor.....
deru.. menderu...
bisu... membisu...
sunyi... kesunyian... The Silent... ku toreh dalam judul babak episode hidup...
tak ku temukan... di setiap sudut ruang kehampaan...
aku merindukan kebisuaan itu,...
yang berdentang syahdu,, antara melodi-melodi piano usang...
membuka lembaran-lembaran sejarah,..
dan ku bisa mencatat... menuliskan sinopsis cinta kelabu...
hahaaa akan kutilaskan dengan tinta... tinta terbaik yang pernah ada...
dalam peradaban epilog jiwaku,.,,
yang terkurung.. terkekang rapuh...
liat pancaran itu...
dia meninggalkan kealpaanku..
keraguan kian bisu...
kenyataan menjalar... bias-bias kepalsuan lenyap...
perlahan demi perlahan,,, aku mulai mengerti
tak ada guna ... tak ada guna ...
tapi masih bertanya...
kenapa... kenapa...
teruntai kisah... dan aku hanya menuliskan sinopsis... bukan kah itu telah usai...
dan aku harus sadar.. sesadar-sadarnya kenistaanku...
sebisa mungkin... tak akan ada lagi sinopsis epilog jiwa yang sunyi ini
**puisi ini pernah diposting di forum dudung net pada tahun 2009 :p
hmmmmm...
ReplyDeletekali ini aku kebingungan memaknainya
bagaikan puzzle debu yang terukir di atas air
epilog dan sinopsis.... ^^
ReplyDeletebiar...tenor itu kini membisu...
ReplyDeletemungkinkah, bariton mengisinya...?
biarkan suara yg lain ikut mengisinya hhe... aku pun bingung mengartikannya hhe.....
ReplyDeletemaaf baru bisa berkunjung Chik hhe... semangat n happy blogging....
Irama sepi dan kebisuan
ReplyDeleteNikmati saja dengan hati :)
pinter banget sastra ya..? :)
ReplyDeleteCuma bisa bilang " PUISINYA KEREN " :)
ReplyDelete@attayaya
ReplyDeletehehee...
silahkan kebingungan^^
karena puisi itu memang menceritakan orang yang sedang bingung :p
@debhoy
hihii iyah :D
@mba windflowers
aku lebih suka tenor mba
tak ada yang bisa menggantikannya :D
@ferdinand
suara lain tak akan bisa mengisinya
karena itu sudah hak paten wkekee
maksih sudah berkunjung^^
@aku ingin pulang
ReplyDeleteiyah..
aku sedang menikmatinya :)
@tukang colong
gx pinter2 banget kok
baru belajar :D
@catatanku
wahh makasih^^
Laksana nyanyian si bisu di tengah hiruk pikuk keramaian kota.
ReplyDeletehmm..
ReplyDeleteiyah..
memberontak dalam kebisuan :)