Senja tak seperti biasanya
Aura jingga tak kutemukan dalam persembunyiannya
Hanya samar-samar kegelapan
Tak ada camar, tak ada angin pantai yang biasa kutemui
Hanya diam membisu
Di
ujung bibir pantai ku lihat Rani menatap riak ombak, tatapannya sayu.
Kosong tak bersemangat. Rambutnya terlihat kusam tak terurus. Perlahan
ia tersenyum. Senyum yang tak pernah ku mengerti seolah ia tersenyum
dengan seseorang di tengah lautan. Mega semakin merah saat ia semakin
mendekat menuju riak ombak. Senyum itu semakin mengambang. Tubuhnya
perlahan basah, berbaur bersama air laut yang asin.
"Rani jangan"!! teriakku.
Ia
menatapku dari kejauhan. Melambaikan tangannya sembari tersenyum penuh
misteri. Perlahan tubuhnya menghilang terbawa arus ombak.
Rani.Rani Tolong!! Tolong siapapun tolong, Hujan
perlahan turun. Aku bersimpuh di atas pasir pantai yang mulai basah.
Tak bisa berbuat apa-apa karena aku pun tak pernah berani untuk
menyentuh air laut. Tak ada siapapun dalam senja ini, hanya aku yang
merasa sebagai pecundang melihat sahabatku itu terbawa arus ombak. Aku
terisak dalam diam. Menggenggam erat tanganku sendiri yang mulai
menggigil.
***
Rani.
Bantalku telah basah oleh air mata. Remang-remang kamar menyadarkanku
semua itu hanya mimpi. Perlahan ku amati seisi kamar. Di pojok kamar
terpampang cantik bingkai foto Winnie depu, foto ku dan Rani, sahabat ku
satu-satunya. Yang begitu mengerti akan diriku. Sekalipun tak ada kata
antara kami, namun ia tetap mengerti kegelisahanku.
Pernah
suatu waktu saat aku begitu gundah. Ia menuliskan puisi untukku. Rani
pandai menulis puisi, kuakui itu. Terlihat dari kata-katanya yang begitu
penuh makna.
Aku menyukai kebisuan
Yang tak berdentang, hanya menitikkan keheningan
Aku sangat menyukai kebisuan
Karena tangis tak perlu mengalir, menjadi seorang pendamping abadi
Melodi piano tanpa suara
Menggema aluri bisuku yang terdampar
Malam sunyi tak perlu lagi dekap nadiku
Kerana kebisuan sudah terlalu cukup
Temani mimpi-mimpi sang pengkhayal yang tidur pulas
Karena itu
Tetaplah diam dalam kebisuanmu
Hanya tersenyum simpul menatap mentari bersama bisikan dedaunan tak bersuara
Aku menyukai kebisuanmu yang termangu pada langit merah jambu
Bisumu itu, peliharalah, biarkanlah
Tetap bersemi, menggugurkan angkuh yang nyata
Tetaplah dalam kebisuanmu
Karena aku sangat menyukainya
13 Desember 2010
Untung cuma mimpi ya.
ReplyDeleteKarena tangis tak perlu mengalir, menjadi seorang pendamping abadi. Saya suka kata kata itu.
Salam.. .
Hei there, ada award nih buat yang punya blog. Mohon dijemput ya ^^
ReplyDelete-http://soulitary-pedestrian.blogspot.com/2012/09/liebster-award-dari-cici.html-
Semoga berkenan :)
wini depu -__- sometimes the best answer is silence -lupa baca dimana hhe
ReplyDelete#blogwalking http://pencilpyon.blogspot.com/ :D Blognya udah di polow yah hhe
Siapa itu Rani?
ReplyDeleteKok sedih ceritanya...
aku suka kebisuan, tenang dan damai :)
ReplyDeleteair laut yang asin itu adalah air mata "aku"...
ReplyDeletesesedih itukah "aku" hingga menangis dalam tidur?
dah serius - serius baca eh , Ada kata - kata : MIMPI -_-
Delete:) nice Posting :)
Simak Tantangan Kreatif Blogger Berhadiah Mingguan & Grandprize Android
nice!
ReplyDeletep.s. I'm having a giveaway from Sunglasses Shop if you'd like to check it out!
devorelebeaumonstre.com xx
Wah kenapa tuh Rani, mimpinya ekstrim bgt.. haha.. Kebisuan, knp Rani menyukai kebisuan? hm...
ReplyDeleteperhatikan aku rani (sheila on 7) hehe
ReplyDeletewooooww!!!
ReplyDeleteCerpen ini ria? Aku juga suka kesunyian, karena bisa konsentrasi menulis hehe.
ReplyDeleteGood day! Do you know if they make any plugins to safeguard against hackers?
ReplyDeleteI'm kinda paranoid about losing everything I've worked hard on. Any suggestions?
Hi, just wanted to tell you, I loved this post.
ReplyDeleteIt was inspiring. Keep on posting!